Ki Dalang tak sesuai harapan….

ternyata, ki dalang beneran gak mau lepasin….eh tunggu, ternyata ki Dalang sempat said that ….”dipersilahkan”….tapi ternyata ki Dalang ngasih catatan kecil pakai post it tulisan pensil …..”bicarakan dengan asisten Ki Dalang si Sinden cantik”…..

nah dari sini gak jelas ni, ujung ujung nya memang ijin dari Ki Dalang gak keluar, cuman karena diawal sudah ada info bahwa ki Dalang sudah OK alias mempersilahkan, tapi di akhirnya malah ijin gak keluar, kan aneh. Intinya Ki Dalang ini ngikut saja asistennya, padahal dia itu bosnya. Jika si bos sudah bilang OK tapi staf nya malah bilang gak OK, mestinya ya OK saja yang ada, lah ini kok malah gak OK akhirnya. Hmmm…siapa badguys nya ini….

usut punya usut, ternyata si Sinden diajak biacara dengan penabuh gamelan. Entah terjadi beneran atau tidak obrolan mereka ini, yang jelas memang KI Dalang nyuruhnya mereka berdua ngobrol dulu. Nah penabuh gamelan akhirnya ngomong, bahwa si Sinden gak memberikan ijin. Dan akhirnya penabuh gamelah gak mau masuk minta ijin lagi ke Ki Dalang…..

jadi, siapa bad guys nya di sini……???

Inginnya ….

Saya yakin dan percaya, defaultnya suami yang normal ingin mencukupi kebutuhan yang menjadi tanggungannya. Ayah yang normal defaultnya tentu juga ingin mencukupi kebutuhan yang menjadi tanggungannya. Bahkan tidak hanya cukup, namun lebih dari itu tak hanya sampai sebatas cukup, namun sampai tahap lebih. Tidak hanya primer, namun juga sekunder bahkan tersier.

Hal ini tentu kondisi ideal, kewajiban bagi sang ayah atau suami dan hak bagi istri dan anak anak atau sampai orang tua. Dari sisi suami atau bapak kewajiban harus dikerjakan semaksimal mungkin, semampunya. Tidak jadi ukuran jumlah y ang dihasilkan, namun yang penting adalah sudah ada “kasab” atau usaha maksimal. Perlu diingat bahwa karena ini kewajiban maka harus dikerjakan, dosa jika ditinggalkan.

Continue reading

Masih Optimis

Kali ini ada kesempatan lagi, seperti yang sudah sudah. Sebuah pintu dibuka, bahkan bukan sebuah saja, namun lebih dari itu ada puluhan pintu yang terbuka lebar. Memang kesemuanya dalam satu rumah besar dengan tuan rumah yang cukup ramah menurutku.

Seperti yang sudah sudah pula, informasi secara informal sampai lebih dulu. Telisik, cari informasi, baca dan teliti….Alhasil masih sama dengan yang sudah terlebih dahulu lewat mendahului. Butuh lampu hijau dari tuan rumah dan ki dalang terlebih dahulu.
Continue reading

Kurang enak ….

Ada calon ibu, sedang halim perdana kusuma, pakai kedurung, eh kerudung iya kerudung sori typo. Soal si calon ibu ini gimana ya…memang si, kerudung itu bukan islami, jilbab lah islami, yang syar ‘i tentunya, namun di negeri dia kerudung sudah diidentikkan dengan islam, jadi orang berkerudung mestinya lebih islam daripada yang tidak. Disinilah yang nyebelinnya, dia itu makan sambil berdiri, minum sambil berdiri, suka mengumpat dengan kalimat tidak pantas seperti yang sering anak gaul katakan, suka nyanyi-nyanyi, dan kalau ketawa ngikik kayak apaan lah itu….gak pantes lah..kondisi halim perdana kusuma pulak ya……itu harus dilihat, didengar setiap hari. Kurang adab lah, padahal asal nya dari kota yang terkenal dengan sopan santun nya loh…aseli…

Continue reading