Amalan-amalan Ringan dengan Ganjaran Melimpah

Pertama

Shalat Isyroq

Abu Umamah, Shahabat Nabi pernah menuturkan sebuah hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh dengan berjama’ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna” (Hadits Riwayat Thobroni, Syaikh Al Albani dalam Shahih Targhib (469) mengatakan bahwa hadits ini shahih ligoirihi (shahih dilihat dari jalur lainnya)). Continue reading

Dia sulit dikalahkan pada sesuatu yang ada di hatinya ……….

Ryanta Mitra Karina

Ryanta Mitra Karina

Mengenalnya merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri.
Dekat dan menjadi teman baiknya sungguh menyenangkan.
Tak usah kau meminta dia akan memberi.
Sebelum engkau meminta dia pasti akan sudah memberikannya kepadamu.
Tak usah kau mengaduh dia pasti akan memahami.
Solusi dan jalan keluar akan dia tawarkan dengan seberkas senyum tersirat di wajahnya.
Keikhlasan tak usah kau tanyakan padanya, pamrih dan harapan imbalan tak pernah ada di kamusnya.

Pemalu, dan cenderung suka mengalah, mendahulukan kepentingan orang lain.
Berani dan tegas saat diperlukan.
Cepat merespon, dan mengambil tindakan seperlunya.
Bantuan akan senantiasa diberikannya kepadamu, bahkan tanpa engkau menyadarinya.
Lembut tutur katanya tak pernah menyakitkan.

Lebih dari itu jika engkau mengalami sakit menimpa dia akan dengan sangat ringan berkata dan berdoa ” Jika bisa pindahkan saja sakitmu kepadaku, supaya aku saja yang sakit, dan jangan engkau yang sakit………”

Sesuatu tentang Hidayah

Fake Florist

Bunga Palsu

Hidayah, petunjuk, keterangan, bayan, dengen disertai hujjah dan dalil atau argumentasi. Mungkin semua kita sudah memahami atau paling tidak mengerti dan nyambung kalau diajak berbicara mengenai masalah ini. Alkisah suatu hari selepas shalat maghrib menjelang shalat Isya di salah satu masjid di sebuah kota, dua orang ikhwan sedang berbicara serius tampaknya. Keduanya sedang menunggu waktu shalat Isya setelah menyelesaikan ritual shalat maghrib dan rangkainnya yang ternyata keduanya memilih untuk tinggal di masjid menuggu waktu shalat Isya tiba. Sebutlah keduanya sebagai ikhwan A dan ikhwan B.

Ikhwan B masih tercatat sebagai mahasiswa semester III di salah satu sekolah tinggi di kota itu memulai pembicaraan kepada ikhwan A. ” Kak…mengapa ya lembaga pendidikan yang notabene ‘arabic‘ dan berlabelkan Islam, syariat, dan ahlussunnah tapi lulusannya tidak semuanya demikian sebagaimana label lembaga pendidikannya, mengapa pula yang masuk ke sana terkesan bebas baik dari kalangan orang-orang dengan label ahlussunah maupun tidak…?”. Belum sempat ikhwan A menjawab, waktu shalat Isya pun tiba, kemudian dengan cepat ikhwan B berujar ” Maaf Kak, kalau boleh nanti saya minta waktu kakak, mau ngobrol…..”. Ikhwan A pun menyanggupi dengan anggukan kepalanya sambil berkata ” Nanti di kos aja….”, terakhir pembicaraan ditutup dengan sebuah senyuman dari ikhwan A kepada ikhwan B, sebuah senyuman dengan sinar rasa bahagia dan penuh harapan akan datangnya hidayah dan kemudahan dari Dzat yang bersemayam di atas Arsy sesuai dengan kebesaran dan kemuliananNya. Continue reading